Mengingat Brixton, tiba-tiba ia juga ingat terhadap Matteo yang sudah lama tak ada kabar.
Mereka sekelas tapi bagaikan orang asing. Apalagi sejak Claretta tahu kalau Matteo telah memiliki tunangan yang berarti akan segera menikah dengan wanita tersebut.
Claretta menarik napas panjang. Itu artinya dirinya juga harus segera memupuskan harapan untuk memiliki seorang kekasih. Meskipun ia sendiri masih tak tahu siapa yang akan dijadikannya kekasih dan mendampinginya dalam menjalani kehidupan yang kejam itu.
Claretta terus saja mencari siaran yang diinginkannya ia terus saja menekan-nekan tombol yang ada di remote control televisi tersebut.
Sepertinya tidak ada siaran yang menarik baginya. Akhirnya ia membiarkan televisi tersebut menyala. Sekadar untuk menemaninya di kamar tersebut Daripada sepi sendirian.
Ia penasaran juga dengan kondisi Neela yang katanya sedang kritis. Padahal baru beberapa waktu lalu mereka dari Geneva untuk menengoknya yang sedang sakit.