"Tapi aku?" tanya Sofi yang terlihat lebih dewasa dalam menyikapi masalah Claretta tersebut.
Ia memang jarang bicara, tapi jika di kondisi seperti itu ia akan menjadi orang yang penuh dengan nasehat dan pengertian. Seperti ada dua orang dalam satu tubuh.
"Tapi, aku takut disangka gila. Tahu sendiri warga plus enam dua gimana," ucap Claretta dengan pelan dan suara berbisik.
Ia tak tahu harus bicara pada siapa lagi tentang masalah yang sedang dihadapinya.
"Enggaklah, Retta, zaman sekarang itu udah maju. Teknologi udah maju, belum lagi dunia kedokteran juga sudah maju. Jadi kenapa pemikiran masih tabu? Psikolog atau psikiater itu bukan orang yang biasa menerima orang gila saja sebagai pasiennya," tutur Sofi dengan begitu semangatnya.
"Mereka yang menerima siapa saja yang memerlukan obat dan ingin menyembuhkan kesehatan mental mereka," tambah Sofi lagi.