"Mama bilang apa, Pa. Oskar itu masih mengharapkan Claretta. Tentara yang kemarin manggil Retta itu ya, dia, si Oskar," cerocos Allice sambil membawa satu kantong plastik belanjaan.
Sementara sisanya dibawa oleh Crish.
"Pa, jawab dong," protes Allice yang merasa diacuhkan oleh suaminya sendiri.
"Iya, sedang Papa pikirkan," pungkas Crish yang sebenarnya merasa lelah dan kelaparan.
Tiga jam saja mengitari pasar dengan wanita, lalu ditambah ocehannya. Membuat Crish begitu keroncongan. Untung waktu makan malam tinggal setengah jam lagi.
Ternyata Claretta sudah berada di ruang tengah bersama kakek dan neneknya. Mereka terlihat mengobrol santai dan bercanda ria dengan begitu menyenangkan.
"Makan malam sekarang yuk," ajak Crish yabg sudah kelaparan.
"Mandi dulu, Pa. Habis dari luar nanti kalau ada virus gimana? Kasian Mama," titah Allice yang terdengar seperti perintah yang mesti dilaksanakan saat itu juga.