"Iya, memangnya kenapa?" tanya Claretta yang masih juga tak mengerti.
"Kamu harus hati-hati, Retta, sama mereka. Aku kemarin dengar sendiri kalau mereka deketin kamu cuma buat manfaatin, doang. Lagian kamu tahu sendiri, kalau mereka itu berasal dari keluarga yang kurang mampu," cerocos Stevi dengan mimik wajah yang berusaha semeyakinkan mungkin.
"Terima kasih, ya, atas himbauannya," pungkas Claretta.
Ia ingin segera kembali masuk ke dalam kelas. Merasa tak nyaman dengan obrolan Stevi.
Lagipula ia bukanlah anak kecil yang tidak bisa memilih. Ia sudah tahu mana baik dan buruk, ia juga bisa membedakan mana yang tulus dan yang tidak.
Menurutnya Santi, Mela, dan Sofi justru sangat tulus. Mereka berprilaku apa adanya, menerima dengan senang hati keadaan ekonomi mereka. Tak pernah mau meminta belas kasihan orang lain.