Malam belum terlalu larut, Claretta dan kedua orang tuanya sedang menikmati kebersamaan di ruang tengah. Setelah tadi makan malam dengan berbagai hidangan yang menggugah selera.
"Ma, kenapa Mama begitu membenci Matteo?" tanya Claretta yang masih bertanya-tanya dengan sikap ibunya.
Seingatnya Allice adalah ibu yang baik dan tak pernah melarangnya bergaul dengan siapapun. Bahkan, ia selalu senang jika Claretta punya teman baru seperti tadi. Ketika tiga temannya datang, Allice sibuk membuat jamuan spesial.
Allice masih terdiam. Ia bingung hendak menceritakannya dari mana.
"Kamu tak perlu tahu," ucap Allice akhirnya.
Ia tak bisa menjelaskan maksudnya melarang Claretta berteman dengan Matteo. Itu sama saja membuka ingatan Claretta tentang Matteo. Orang yang mewujudkan keinginannya ke Gunung Cikuray.
"Kenapa, Ma?" desak Claretta yang merasa heran dengan sikap ibunya itu.