Pagi hari di weekend, Matteo sudah bersiap untuk kuliah. Ia sangat bersemangat hari itu dan tak mengingat hari.
Herni —ibunya— telah sibuk di warung sejak dini hari sepulang dari pasar.
"Mak, aku berangkat dulu, ya," pamit Matteo pada ibunya.
Ia sudah menggunakan stelan rapi dengan rambut klimis.
"Ya sudah, sana. Ati-ati," ucap Herni yang masih sibuk melayani pembeli.
Tak ada acara memberi uang bekal. Matteo sudah bisa cari uang sendiri sejak kecil. Seorang yatim yang malang. Ia harus merelakan masa kanak-kanaknya untuk mencari recehan.
Matteo keluar dari rumah. Ia ingat motornya yang belum diurus di kantor polisi. Hari itu ia berangkat naik ojek online.
Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Santi yang sedang membonceng Mela.
"Matteo!" panggil Santi yang heran melihat dandanan rapi Matteo lengkap dengan tas.
"Apa?" tanya Matteo setelah menghentikan tukang ojek yang dinaikinya.
"Mau ke mana?" tanya Santi heran.
