Aku mencoba menelepon Yunki satu kali lagi dan kalau telepon ini tidak dijawab, aku tidak akan meneleponnya lagi.
"Halo," ucap seseorang di telepon itu dengan suara khas bangun tidur.
"Sayang, kamu masih bangun?" tanya aku dengan suara senang karena teleponku dijawab olehnya.
"Ini baru bangun karena kamu telepon aku." Suara Yunki benar-benar berat dan sudah pasti ia benar-benar bangun tidur.
"Hehe maafkan aku suamiku," kata aku dengan suara lembut.
"Tidak apa, apa kamu bangun tengah malam?" tanya Yunki yang suaranya semakin berat, dan sepertinya ia masih memejamkan matanya saat mengobrol denganku.
"Papa, disini sudah pagi," jawab aku dengan nada manja.
"Hem begitu ya!" Suaranya membuatku semakin rindu dengannya.
"Papa, disana jam berapa?" tanya aku padanya.
"Aku enggak tau," jawab Yunki yang sudah pasti matanya masih tertutup rapat.
"Ya sudah sepertinya suamiku masih butuh istirahat, aku tutup dulu ya teleponnya," aku mencoba mengerti keadaan Yunki disana.