7 bulan kemudian.
Kandungan aku sudah sangat besar, aku juga cepat sekali lelah kalau melakukan aktivitas yang ringan.
"Selamat pagi istriku sayang," sambut Yunki yang baru aja menyimpan segelas susu dan sandwich di atas meja.
Aku baru bangun tidur membuatku menarik selimut untuk menutupi wajah jelek khas bangun tidur. Yunki hanya tertawa lalu menarik selimut dan menatap wajahku.
"Kenapa istriku selalu menutup wajahnya?" Yunki selalu penasaran akan hal itu.
Aku hanya menggelengkan kepalaku dan mengalihkan pandangan dengan membalikkan tubuhku, aku membelakangi suamiku tanpa berbicara apapun.
"Sayang, kamu tau enggak!" Yunki menempelkan bahunya di pundakku dan aku langsung geleng-geleng kepala saja tanpa menoleh ke arahnya, lalu Yunki melanjutkan ucapannya lagi. "Semalam di berita ada suami yang menggigit istrinya karena sang istri diam melulu ketika suaminya bertanya," celetuk Yunki seperti menyindir dan mengancam diriku.
