Aku sama sekali tidak menanggapi ucapan Yunki dan kembali memejamkan mata untuk kembali tidur.
"Lucu sekali istriku," batin Yunki yang sedikit tertawa melihat tingkah aku.
Jam 06.00.
Sinar matahari mulai menyinari wajahku, aku mengusak mataku dan menatap langit-langit.
"Sayang," panggil aku sambil meraba-raba sampingku.
Setiap kali aku terbangun, aku selalu melakukan itu untuk mengecek apakah suamiku masih tertidur atau udah bangun.
"Pasti udah bangun," gumam aku sambil memiringkan tubuhku dan benar-benar membuka mataku.
Lalu ada dua gadis kecil yang berdiri di samping tempat tidur sambil tersenyum saat menatapku. Aku kembali mengusak mataku dan mencoba menepuk-nepuk pipiku sendiri.
"Apa aku mimpi," ucap aku yang kembali ingin menepuk-nepuk pipiku.
Lalu seseorang menahan tanganku dan berkata. "Kamu kenapa sih sayang!" Seseorang itu menatapku dengan sinis.
"Jam berapa ini?" tanya aku yang sekilas melirik jam dinding.