Sebenarnya aku tidak tau apa yang di rasakan Jimi saat ini.
"Aku bisa menjadi sahabatmu lagi seperti awal kita bertemu, tapi ..."
Aku belum selesai berbicara dan langsung menundukkan kepalaku, lalu Jimi menyentuh daguku agar aku tidak menundukkan kepalaku lagi. Aku dan Jimi saling bertatapan dan aku mengusap air mata Jimi, sekilas Jimi tersenyum tipis padaku.
"Aku tau kamu tidak bisa sebebas dulu karena kamu memiliki suami yang benar-benar takut kehilangan kamu," celetuk Jimi.
"Ba ... bagaimana kamu tau?" tanya aku yang sedikit gugup karena Jimi seperti mengetahui tentang suamiku.
Jimi tersenyum tipis lagi padaku dan mengatakan. "Aku tau cara suamimu menatapmu dan menatapku, ia sangat takut kehilangan kamu," jawab Jimi.
"Maaf kalau suamiku agak posesif," kata aku.
"Wajar lelaki posesif karena ia tidak mau pasangannya pergi dengan orang lain," ucap Jimi.