Aku mencoba melepaskan pelukanku dan menatap suamiku Yunki dengan dalam. Aku mengusap pipi Yunki yang sedang sedih.
"Aku egois ya? Maafkan aku," kata aku dengan suara sedih.
Yunki mengusap pipiku dan mengatakan. "Kamu sama sekali enggak egois, aku tau apa yang kamu rasakan dan ini memang salah aku," ucap Yunki yang terus-menerus menyalahkan dirinya sendiri.
"Udah deh jangan bahas ini lagi, dan aku udah memaafkan kamu," aku melepaskan tanganku yang menyentuh Yunki.
Aku kembali membalikkan tubuhku dan mendorong stroller keluar dari kamar. Yunki ingin mengejar aku namun ia membiarkan diriku pergi begitu aja.
"Biarkan Yuna tenang dulu," batin Yunki yang masih menatap kepergian aku.
Jam 19.00.
Aku dan Yunki selesai makan malam. Ke empat anak kami udah tidur pulas di kamar masing-masing. Aku dan Yunki masih diam-diam dan tidak membicarakan apapun.
Aku bangun dari kursi dan menatap Yunki. "Aku tidur duluan," kata aku yang langsung melangkah pergi begitu aja dari ruang makan.
