"Apa kamu mengkhawatirkan diriku?" tanyaku dalam hati. "Sepertinya suamiku benar-benar mengkhawatirkan diriku," batinku lagi.
Aku terus-menerus mengusap kepalanya dengan lembut, sampai-sampai aku enggak sadar kalau suamiku ternyata udah membuka matanya.
"Sayang," panggil Yunki lalu bangun dari tidurnya.
"O ... oh," aku langsung berhenti mengusap kepalanya dan mengalihkan pandangan.
Kali ini giliran Yunki mengusap kepalaku dengan lembut. "Akhirnya istriku udah bangun," ucap Yunki dengan suara yang penuh bahagia bahwa diriku udah sadar.
Aku langsung meliriknya. "Kenapa kamu di sini?" tanyaku agak sinis.
Aku masih mengingat saat Yunki meninggalkan diriku di kantornya, ia benar-benar meninggalkan diriku begitu aja. Bahkan ia tidak menoleh ke belakang lagi saat pergi menuju ruangannya, aku sebenarnya masih kesal dengan kejadian itu. Tapi setelah tau Yunki berada di sampingku, itu membuat rasa kesal dariku padanya agak hilang.
