"Kau pasti sering melakukan kebaikan dengan cara tidur bersama para pria ya?" Sindir Daniel dengan mata mengecil. "Dan aku pasti bukan pria pertamamu juga? Pria mana lagi yang sudah kau ajak tidur hah?" Lanjut Daniel benar-benar menantang.
Sontak Citra tersulut emosi. Pipinya memerah. Tegangannya memanas seolah ingin melenyapkan lelaki di hadapannya setelah ia mendengar hinaan itu.
Tak terasa ia kembali menamparkan telapak tangannya pada pipi Daniel, namun sekarang ini, Daniel berhasil mengelakan kepalanya membuat Citra nampak terlihat sangat bodoh.
Namun setelah diingat-ingat lagi, apa yang di lakukannya pada Daniel sangat tidak setimpal dengan semua yang di lakukan Daniel terhadap Citra.
Citra ingat ia harus melewati harinya berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dengan rasa pobia atas kebanyakan orang. Bahkan ia harus menggeser semua mimpinya hanya demi menyembunyikan perutnya yang semakin membuncit.
Citra tak terima.
