Larutnya malam telah selesai, Pagu sekali Juita terbangun dari ranjangnya dengan sangat bergairah.
Masih segar diingatannya detik-detik malam dimana dirinya bertemu dengan Wiguna dan Kenzie kawan satu perjuangannya.
Entah kenapa otaknya terus memikirkan yang itu-itu saja.
Bahkan setiap pergerakannya saat membersihkan tubuhnya yang bau akibat keringat malam, otaknya terpatri pada Kenzie.
Berulang kali berusaha mengingat Rayno, karena terakhir bertemu Rayno sedang cemberut, tapi lagi-lagi tergantikan oleh wajah Kenzie.
"Hah, apaan sih gue? Pasti ada akan terjadi sesuatu dan berhubungan dengan orang ini!" Desis Juita berbicara pada dirinya sendiri di balik cermin riasnya.
Ia memoles seluruh wajahnya dengan dengan sangat sempurna.
Lalu dengan santai menarik sepatu high hels atribut yang tak pernah di lepaskannya.
Kalau sampai ia tak mengenakan high hells, makan dirinya nampak sangat kecil dan runcing.