Malam di ibu kota akan tetap hidup selama anak muda meraja.
Beberapa starbuck menggatikan siangnya jadi malam dan malamnya jadi siang. Tidak etis bagi Rayno kalau tidak bermain malam dengan segala keramaian kota.
Apalagi setelah ia mendapatkan beberapa prestasi kerja di kantor Gathan, sekarang ia di perbolehkan bebas dengan satu sarat.
"Okai! Kamu bisa main dengan teman-teman kamu! Asal dengan syarat,"
"Apa lagi sih Mi? Kok pake syarat segala?" Tanya Rayno dengan rengekan seperti anak bocah.
"Syaratnya, kamu boleh pergi kemana saja asal ada Juita di sisi kamu!"
Rayno sontak mengerucutkan bibirnya, berdiri sambil bertolak pinggang bermalas-malasan.
"Aduh, Mami! Kenapa harus Juita sih? Seharian ini aku sama dia terus!"
"Sudahlah! Dengarkan saja!"
Sebenarnya Rayno sangat malas dan bosan melihat Juita, dan harus berpura-pura jadi pasangannta. Hatinya selalu berkelit berbanding terbalik dengan raut wajahnya yang di jadi-jadi.