Di kediamannya, Daniel nampak tak sadarkan diri.
Tubuhnya lunglai berjalan tertatih kelimpungan.
Sepertinya saat itu, Daniel sedang mabuk berat. Di lihat dari matanya yang sangat merah dan tubuhnya tak kuat untuk berdiri tegak.
Ketika melihat pemandangan tak sedap itu, Rayno langsung gerak cepat membantu Daniel.
Rasa kekerabatannya muncul walau dia tidak terlalu menyukai kakak tirinya itu.
Tangannya segera di tarik dan di kailkan jadi melingkari pergelangan leher Rayno.
Rayno menarik kakaknya untuk menaiki anak tangga menuju kamarnya, dengan tubuh sudah terguyur derasnya keringat.
Tubuh tinggi besar itu langsung di lempar ke atas ranjang kamarnya dengan nafas terengah-engah.
"Ada apa sih sama kakak? Tumben mabuk segala? Untung saja Pipi lagi pergi, kalau sampai Pipi dan Mini tahu kelakuan kakak! Matilah kamu!" Decak Rayna bawel seperti. Bahkan dalam mabuknya, Daniel menyebut-nyebut nama wanita itu. Wanita yang membutakan hati, dan pikirannya.