Citra benar-benar terkejut. Ia bangkit dengan perlahan dan matanya sama sekali tidak berpaling dari tubuh lelaki tinggi besar berjambang tipis itu.
Padahal, sepanjang perjalanan, dia terus berkomat kamit berdoa agar dia tidak berpapasan dengan lelaki ini. Tapi entah kenapa dunia terasa sangat sempit.
Benar saja pepatah mengatakan tak selebar daun kelor. Ternyata beberapa hari ini Citra hanya bercutat dengan orang yang sama saja.
"Daniel? Kenapa kamu berada di sini?" Tanya Citra menatap tajam dengan banyak pertanyaan di otaknya.
Hatinya bergemuruh ingin segera lari saja.
"Yumna! Kenapa terkejut melihat aku? Sepertinya kita berjodoh? Kita benar-benar tidak berencana ke kota ini, dan tempat ini. Beberapa lama aku mencari kamu tapi ternyata kenyataan mendorong saya bertemu lagi dengan kamu?" Daniel sedikit angkuh dengan pikiran-pikiran yang masih membuatnya kesal.
"Heehe, iya juga. Aku, memang kebetulan sedang berlibur di sini!"
