Sebelum pada akhirnya pria itu lolos menjamah tubuhnya lagi, Juwita bergegas menyadarkan dirinya lalu mendorong tubuh pria buntal itu dengan satu telunjuknya.
Tanpa kekuatan sedikitpun, dengan otomatis Tito merenggang, dan kembali bangkit.
"Kenapa? Apa kamu bercanda?" wajahnya muram hingga tito merajuk. Ia menarik handuk putih bawaan dari hotel itu, lalu ia lipatkan tepat di atas pergelangan pinggangnya dan membiarkan dadanya terlihat gamlang.
Juwita pun segera ikut bangkit dan sedikit bergerak cepat melilitkan tangan kanan di atas bahu Tito dan satu tangan lagi di bagian pinggang yang berbuntal-buntal.
"Jangan marah dong, sayang! Aku cuman gak mau terburu-buru. Santai ya! Aku masih capek," dalihnya lalu menarik tali lingerienya dan melilit lagi tubuh kecilitu dengan ketat. "Aku ambilkan minum dulu ya! Sebentar!" Lanjut Juwita bergegas pergi keruang depan hotel itu, dan menarik nampan berisi moccalate yang sudah di pesan.
