Tak ada pilihan lain untuk Citra dan pria yang sakit bersamanya, selain bermalam dan melewatkan hari yang gelap itu lagi masih di tempat itu.
Tempat yang cukup tepat untuk berteduh dari rintik hujan, cukup nyaman untuk sebuah kehangatan dan cukup menenangkan mereka dari kejaran para lelaki buas itu.
Hampir melewatkan hari kedua, Citra masih bertahan dengan pakaian yang ia kenakan sejak kepergiannya ke kantor Gunz saat itu. Memang tidak di pungkiri Citra sudah tidak nyaman memakai pakaian itu. Gerah, sesak dan tubuhnya terasa sangat lengket.
Nampak di dasar pandangan ibu tua itu, tangan Citra terus bergetar dan ia duduk tak tenang bukti ketidak nyamanannya. Untung saja ibu itu lebih peka dari pada dirinya sendiri. Citra tidak memperdulikan bagaimana rasa tak nyaman itu semakin menyelimuti dirinya. Yang ia pikirkan hanya keadaan Daniel yang semakin pucat tergeletak di dasar lantai beralas sehelai tikar.