Sore sudah mulai menguning, ini sudah waktunya untuk Juita menepati sebuah janji untuk berhadapan langsung dengan There.
Entah kenapa, detak jantung Juita berdetak kencang saat pandangannya berhenti di jarum jam yang berdetik saat itu.
'Hah! Apaan sih gue? Kenapa harus nervous gini? Padahal cuman tante There aja 'kan?' Gerutunya dalam hati.
Juita pun cepat menepis rasa groginya dengan mempertegas ulasan bedak padat di bagian ujung tulang pipinya.
Alisnya terangkat tinggi seolah menegakkan hatinya untuk bersiap dengan acara malam ini.
"Huft, okai. Lo pasti bisa Juy!" Bisiknya pada diri sendiri di hadapan sebuah cermin tinggi satu badannya.
Beberapa menit selanjutnya, sambil menenteng tas slempang berwarna merah terang, high hels Juita turun dari mobil mewah.
Ia berjalan membusungkan dadanya, lalu melangkah berlenggak lenggok seperti sedang berada di atas catwalk. Matanya tertutup oleh layar hitam berbingkai persegi. Jelas sangat mencuri setiap mata pengunjung starbucks.