Di tempat lain, Kenzie masih tak puas dengan langkah liciknya.
Setelah ia menerima penolakan dari Rayno, ia kembali memutar otaknya untuk menemukan ide lainya.
Sambil duduk di sudut balkon, ia menyeruput segelas kopi panas dengan aroma yang melejit menusuk hidungnya.
Hingga ia mulai terinspirasi dan kelicikannya mulai kambuh kembali.
'Baiklah, waktunya untuk beraksi!" umpatnya dalam hati.
Lalu Kenzi pun bergegas menarik jaket hitam tebal berbahan dakron dan melampirkannya tepat di tubuh kecilnya.
Kenzi berjalan keluar dari apartemen Wiguna, dan menyelinap menelusuri lorong demi lorong hingga ia menemukan lift untuk mempercepat langkahnya.
Ia pun sampai di lantai dasar apartemen itu. Kakinya berjalan teratur mengikuti kata hatinya.
Tak memperdulikan apa konsekwensinya, Pria bertubuh tipis itu langsung menghapit ponsel di antara telinga dan pundaknya.