Daniel pun bergegas beranjak dari tempat duduknya, dan mengemas keringat yang ada setelah tubuhnya di sorot mentari panas dan menyisakan banyak bulir keringat dari keningnya.
Sampai saat ia masuk kedalam ruangan yang identik dengan cat putih bersih, rasa itu menjalar menyejukkan seluruh tubuhnya. Angin buatan yang tercipta dari robot pipih yang menempel di atas kening dinding, cukup membantu panas di dalam tubuhnya.
Daniel menenggelamkan tubuhnya di atas lift dengan santai. Hanya beberapa orang yang masuk bersama dengannya, terlihat dari dinding lift yang mencerminkan semua orang di dalamnya. Daniel hanya bisa ikut berkaca.
Sampai ia lepas berjalan menelanjangi seluruh lorong rumah sakit, Daniel akhirnya sampai di bibir kamar ruang rawat Katon.
Ia menghela nafasnya panjang sekali. Lalu ia mengangguk sendiri, berusaha menguatkan hatinya.
Dan perlahan tangannya mengoyak gagang pintu hingga papan tebal itu terbuka gamlang.
