Keesokan harinya.
Wajah kedua kubu sudah sangat sengit membuat suasana sebuah ruangan menegang bagai tertimbun banyak bara api.
Gathan melihat Daniel dari ujung kaki hingga ujung kepala yang nampak sangat kacau. Tubuh Daniel sangat kumal berdiri di bibir pintu dengan dada yang menopang tubuhnya sudah cukup lemah. Ia muak dengan semua masalah yang ada. Namun sulitnya ia menerima, ia tetep harus menghadapi Gathan langsung tanpa melewati telpon atau media sosial lainnya.
"Ini 'kan yang Pipi mau? Aku datang ke Medina Corp?" tanya Daniel memasang wajah sinis.
Gathan yang sedari tadi berdiri di balik meja, masih belum percaya, orang yang menghadapnya pagi itu adalah Daniel.
Pria yang sudah beberapa minggu ini tenggelam tak ada kabar. Untuk pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di perusahaan itu. Sesekali Gathan menggigit ujung bibirnya untuk memastikan bahwa itu bukan mimpi.