Tak melupakan sahabatnya, Citra tidak melewatkan harinya tanpa memberi kabar pada Kirana.
Di pojok kamar Citra nampak sangat khawatir langsung bergegas menarik ponsel yang sedari tadi ia geletakkan di atas meja rias hotel itu. Awalnya Citra ragu, ia menatap layar penuh asa, tapi entah kenapa rasa sesak di hatinya ingin segera ia curahkan.
Hatinya terus berpikir dalam, dan seberapa kalipun ia berputar memikir-mikir kembali, hanya Kirana yang ada di otaknya. Dan sudahlah pilihan kali ini jatuh pada Kirana. Citra mengalahkan hatinya yang ragu dan mengetik nomor Kirana di atas layarnya.
"Hallo?"
"Hai, Cit? Apa kabarmu? Kamu baik-baik saja 'kan di sana? terus, si kembar gimana?" cerocos Kirana yang jelas-jelas sudah merindukan Citra dan tak berani menelpon duluan karena takut mengganggu moment liburan Citra.
"Baik!" ujar Citra dengan nada sendu dan memberi keyakinan pada Kirana bahwa yang ia sebut baik itu malah sebaliknya.