kebahagiaan Daniel tetap tertunda, karena masih ada 1 misi yang belum sempat ia selesaikan.
Pikiran Daniel masih melayang, mengingat sosok seorang yang perempuan berhijab yang sudah lama tak kunjung memberi kabar.
Daniel menyimpan semua pikirannya tentang si kembar dan Citra, setelah ia mengelus lembut bingkai Potret keluarga kecilnya yang sengaja Ia cabut di rak buku tante Margaret.
"Tunggu ayah, Nak!" senyum Daniel berkembang lalu melirik sosok Ibu dari anak-anak itu.
Malam terlewati begitu cepat. Tak sabar Daniel ingin segera melihat matahari menyongsong menyorot kamarnya kembali.
Daniel meregangkan seluruh tubuhnya, lalu ia tidak menunggu lama untuk berkemas.
Pagi-pagi sekali, rambut Daniel sudah klimis basah. Wajahnya terang benderang, seperti rembulan yang menyorot di tengah malam.
"Ada yang aneh dari kamu, Nak?" sambar Laura nampak keheranan.