Meja makan sudah terasa tidak kondusif. Kecanggungan demi kecanggungan membuat Gunz sudah tak nyaman duduk di tempat itu.
Hampir semua menghentikan aktifitasnya, tanpa menyelesaikan makanannya meski piring mereka masih menyempul terisi penuh.
"Kamu yakin Citra?" tanya Katon mengulanginya lagi.
"Iya, Yah. Citra yakin! Sepertinya ini sudah jadi jalan hidup Citra yang harus Citra hadapi Yah!" CItra bergeming, mengedapkan bibirnya mengunyah sisa makanan yang ada di dalam mulutnya.
Gunz tertunduk setelah ia menenggak habis air mineral di sampingnya dalam satu tegukkan.
"Tuan, sepertinya hari sudah terlalu larut. Aku takut Lolita menungguku, aku pamit untuk pulang!" sahut Gunz dengan pundak menegak.
Katon benar-benar merasa tak enak hati, ia ikut berdiri setelah mendengar tamunya berpamitan.
"Biar Citra saja yang mengantar Gunz, Yah!" Citra menengadahkan tangannya mengutarakan keberatannya agar ayahnya tetap duduk di tempat semula menemani si kembar.