Di Indonesia, Citra begitu lunglai menekuk lehernya kanan dan kiri. Ia lelah harus bekerja dan bercutat di bidang itu-itu saja.
Hari sudah mulai meredup, hampir separuh karyawan sudah bubar ke tempatnya masing-masing.
Seperti biasa, Citra kerja lembur, menyibak semua tetes keringat yang menetes di keningnya.
Lalu letih itu hilang setelah waktu kerjanya sudah selesai. Citra menarik nafas panjang ingin segera menemui si kembar. Satu-satunya obat lelah yang paling manjur.
Sepanjang ia melesat mengemudikan mobilnya untuk pulang kekediamannya, Citra sudah memikirkan ranjang empuk, yang akan jadi tempat sandarannya nanti.
"Aku pulang!" teriak Citra menengok semua arah mencari keberadaan si kembar sambil merebahkan senyumannya girang.
Tapi, sayang sampai di bibir pintu rumah bertingkat itu, senyuman Citra meredup. Ia mendapati banyak orang sudah berkumpul di ruang tengah rumahnya.
"Eh, kamu sudah pulang, Nak?" tanya Katon menoleh.