Berulang kali Daniel menyempatkan dirinya untuk membalas dendam, namun juga tak kunjung tersampaikan. Mungkin takdir berpihak lain padanya, dendamnya terbalas meski bukan kaki tangannya yang melakukan hal yang selaras.
Di depan layar yang menyilaukannya, Daniel senyum puas. Menyaksikan penuh dengan mata kepalanya adegan panas Juwita, dimana detik perdetik kariernya hancur lebur.
'Tamatlah riwayatmu Juwita!' bisik hati Daniel di balik kamar yang sepi.
Dalam kesendirian, ia merancang masa depannya. Meski tak semewah yang di idamkan para wanita, Daniel merasa mimpinya lebih berhak berkembang dengan sederhana.
Dalam laptopnya, penuh dengan gambar-gambar dan desain interior yang sangat elegant, namun bersifat natural.
Sempat tersirat di benaknya, ingin mendirikan rumah kayu modern yang ia akan bangun di sisi pantai tepat di lahan kosong yang berada di hutan itu.
