Tanpa ada aba-aba tangan Kirana menyambar punggung tangan Gunz yang terletak di atas meja cafe itu setelah ia menenggak satu kofe yang di pesan.
Untung saja tamu cafe itu sudah surut dan hanya menyisakan beberapa karyawan yang masih sibuk bercutat pada piring-piring kotor.
Kirana sempat melempar sesuatu pada karyawannya yang bertugas mengelap kaca. Lelaki yang masih komplit mengenakam apron itu terkrjut ketika melihat sesuatu melayang dan berhenti tepat di dasar tangannya yang terbaring di atas angin.
Crek!
"Kalau selesai kunci pintunya! Aku berangkat dulu ya, Di!" Kunci logam berwarna keemasan itu mendarat sempurna di tangan karyawannya.
"Baik nona!" Karyawan itu menyambar sigap.
Meskipun Kirana adalah majikan di tempat itu, dia tak pernah mau membeda-bedakan derajatnya dengan para karyawan. Iaanggap semua partner kerjanya sama.
