Citra menoleh, dan langsung memasang tatapan sinis pada Danie yang baru saja meregangkan matanya.
"Aku ke sini hanya untuk memastikan bahwa orang yang menolongku baik-baik saja," Ketus Citra sama sekali tidak singkron dengan isi hatinya yang penuh dengan rasa empati.
Masih terlihat banyak bintang di sekeliling matanya, tapi Daniel sama sekali tidak menghiraukan rasa sakit yang terus menggerogoti pertahanannya. Saat itu, obat yang mampu membangkitkan gairahnya hanya Citra, dan betapa perihnya hati Daniel ketika Citra berkata seketus itu padanya.
"Apa kamu begitu membenciku? Hingga betapa berat bagimu menyebut namaku?" Tanya Daniel menatap Citra lirih. Dengan tangannya yang masih menggenggam erat pergelangan Citra.
