Malam itu, Rayno masih mengingat semua kata-kata Kirana yang menolaknya untuk dtaang kembali ke caffenya sebagai teman atau pun sebagai tamu.
Rayno benar-benar tidak terima. Karena setiap kali dia bersampingan dan beradu cakap dengan Kirana, hanya topik Juwita saja yang terus ia susutkan kejelekannya.
Bagaimanapun juga Juwita masih berposisi sebagai pacarnya, dan Kirana akan menjadi temannya, dan membuatnya bahagia setiap sudah berada di sampingnya.
Tak pikir panjang, Rayno langsung melancarkan aksinya, untuk melontarkan permohonan maafnya pada kirana.
Seperti biasa, Kirana sedang berkemas Caffe sebelum tanda di depan pintu berbalik menjadi tanda Close. Ia tak henti memainkan tangan ahlinya dalam berkarya membuat menu-menu barunya.
Namun sesuatu mengganggu konsentrasinya, gendrang telinganya seolah di usik dengan suara kencang yang terdengar sangat sumbang. Alunan musik yang keluar dari gitar nampak tak seiras dengan suara yang mengayun jadi keduanya saling bertolak belakang.