Pagi sekali, Di bibir pintu masuk gedung pencakar langit itu, tiga orang itu sudah berdiri tegak di hadapkan dengan dua motor infentaris dari perusahaan. Hanya menunggu salah satu orang di antaranya yang belum kunjung datang.
Karena jalanan menuju bukit tak bisa di lalui dengan kendaraan beroda empat, makanya mereka berinisiatif memakai motor itu untuk saling berboncengan.
Sambil menunggu-nunggu, Wiguna nampak cari perhatian dengan membawakan Citra helm pelindung kepala.
"Sini, aku bantu pakaikan!" Sambar Wiguna memakaikan helm itu di kepala Citra dengan perlahan berharap tatanan rambut yang rapi tak menjadi rusak gara-gara penutup kepala itu.
Melihat dari kejauhan Daniel langsung bergegas mendekati Wiguna dan Citra dari belakang.
Dengan wajah lurusnya, Daniel menyambar sebuah helm yang tergantung di gagang motor dan menenggelamkan wajah Wiguna dengan helm secara terbalik.
