Pagi itu, tak ada yang mau mendengarkan semua perkataan Bi'Nah meski mulut Bi'Nah sudah berbuih mengelak tak setuju kalau Wiguna harus menikah paksa dengan nonanya.
Kini bi'nah sudah menyadari posisinya hanya sebatas pembantu saja.
Semua pengabdiannya setelah beberapa puluh tahun di rumah itu sama sekali tidak dianggap setitikpun oleh Katon.
Katon Bagaskara lebih mempercayai Wiguna dibandingkan bi'nah yang mengasuh Citra sedari Iya merangkak hingga dewasa.
Bi'Nah yang bodoh pun mengerti bahwa Wiguna hanya mengakali Katon saja.
Usai mengemas semua pakaian tuannya, Bi'nah hanya merapatkan bibirnya menunggu sebuah anjuran selanjutnya.
Sebenarnya Bi'Nah menunggu perintah dari karton dan juga anjuran dari paramedis untuk bisa dipulangkan.
Tapi lagi-lagi Wiguna ikut campur, Iya Ikut membangunkan Katon dari ranjangnya hingga Katon bisa menyindir di pinggiran tembok.
"Kalau Tuan sudah siap Mari saya antar Tuan untuk pulang!" Wiguna angkat bicara.
