Hawar-hawar Citra mendengar apa yang diucapkan oleh Wiguna di balik handphonenya kepada Kirana.
belum juga Kirana menutup teleponnya, Citra segera menyambar tisu di atas meja untuk menyeka air matanya yang terus mengalir.
Tersisalah mata yang sembab dengan hidung yang sangat merah.
Citra terisak menarik napasnya panjang.
"Ada apa, Kir?"
Kirana terdiam, tangannya perlahan menyimpan handphone milik kita di samping kotak tisu.
Ia benar benar kebingungan.
Beritahu Citra atau enggak. kalau sampai ia memberitahunya berarti dia menambah beban Citra, tapi itu benar-benar hal yang sangat urgent. Ia pun khawatir akan ada sesuatu yang terjadi kepada Paman katonnya.
Setelah dirasa suasana sedikit menenang. Kirana pun berusaha angkat bicara.
"Anu ... Citra! Paman Katon ...,"
" Ada apa dengan ayah, Kir?" Suara serak-serak basah Citra terdengar samar.
"Taman Katon masuk rumah sakit, Cit,"