Citra harus menahan ribuan rasa kesal yang menyesak di dadanya.
Tangannya mengepal kencang dengan mata tenggelam mengarah ke daun pintu ruang kantornya yang terbuat dari kaca tebal.
Jelas pintu itu jadi sarang kekesalannya, karena beberapa detik sebelumnya Wiguna melewati pintu itu dengan sangat puas hati.
Meeting kali ini adalah meeting yang paling melelahkan untuknya, dia benar-benar harus menahan kesal ketika harus dalam satu gedung, satu ruangan bahkan satu meja dengan Wiguna.
Meski para kolega terus berbincang dengan semua presentasinya, mata Wiguna tetap saja bersarang mengarah Citra. Itu membuat Citra tak bebas dalam bertindak.
Waktu yang dilewati Citra semasa meeting terasa sangat lama. Ia pikir saja sudah akan datang padahal di luar masih cerah -cerah saja.
Hingga pada saatnya tiba Citra dan semua kolega menyelesaikan tugasnya, mengemas semua berkas di hadapan meja masing-masing.