Daniel tak gentar dan tak mau mendengar cecaran Citra yang sangat menggelisik pertahanannya. Yang ia pikirkan saat itu hanyalah berdiri menguatkan kakinya dan menghentikan mobil Citra, agar menjelaskan sesuatu yang sudah terjadi antara dirinya, Citra dan Gunz sahabatnya.
Dengan terpaksa Daniel mengikat tangannya agar ia tak labas menyetir terus mobilnya.
"Lepaskan!"
"Hemmh, kenapa kamu lari? Apa kamu malu, karena tahu bahwa Gunz adalah temanku? Atau kamu takut kalau aku membocorkan semua rahasia ranjang panas kita?" Cecar Daniel membuat Citra sakit hati bagai tertusuk sembilu.
Citra hanya menatap Daniel dengan gahar. Ia tak habis pikir kenapa lelaki di hadapannya sangat picik dan otaknya sangat sempit.
Alih-alih Daniel melepas tangan Citra, ia malah semakin mendesis.
"Tenang saja! Gunz sudah tahu semuanya tentang kita.Tidak ada yang aku sembunyikan, setitik pun dari Gunz," Ketus Daniel dengan puas.