keesokan harinya Citra nampak cepat bangkit dari keterpurukannya.
Ia menelan habis rasa sakit hatinya, mengesampingkan masalah tentang Daniel dan mendahulukan hal yang lebih penting yaitu pekerjaan kantornya.
Tangannya terus sibuk tak diam, menyiapkan beberapa berkas di meja kerjanya, untuk segera diberikan kepada Katon sebagai pelaporan.
Sedetail mungkin, Citra berusaha melakukan hal yang terbaik untuk perusahaannya. Iya tidak mau tertinggal lagi oleh kecepatan langkah perusahaan pesaingnya.
Setelah dirasa semua sudah perfect, Citra menghentakkan semua tumpukan buku itu, agar nampak lebih tertata dengan rapi.
Satu balutan binder menguasai semua lembar-lembar kertas berharga itu.
Citra semangat untuk pergi ke ruangan Katon.
