Anthoni memandang kepergian Vabian dengan nanar. Ia tau kalau sikapnya sedikit keterlaluan, tapi jika Vabian dibiarkan terus menerus, maka perusahaan bisa bangkrut karena memiliki pemimpin seperti dirinya. Ia kembali ke ruangannya. Berjalan pelan sambil melonggarkan dasi yang ia kenakan. Saat masuk ke dalam, seseorang masih menunggu Anthoni di sana. Ia menoleh dengan melebarkan senyum.
"Bagaimana, Vabian?"
"Yah, kau tau, Lang. Bagaimana wataknya. Dia terus mengamuk dan tidak terima atas semua keputusan ini."
"Iya, aku tau. Dia itu masih sangat muda. Emosinya masih menggebu-gebu. Dan ... kau sendiri, bagaimana rencanamu selanjutnya untuk dia?" tanya Elang.
"Ayahnya sudah menitipkannya padaku. Memang sudah seharusnya aku bersikap tegas padanya. Nanti perlahan aku akan memberikan pengertian untuk Vabian. Dan akan mengembalikan perusahaan kepadanya sebagaimana mestinya, asal dia sudah berubah."
"Yah, semoga."
_______________