Mereka mulai keluar dari sempitnya lorong gelap itu, udara yang awalnya pengap, kini berubah segar. Mereka ada di ujung lorong yang terhubung ke hutan tak jauh dari rumah besar itu. Masing-masing menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Nafas yang pendek karena aktivitas barusan, membuat Alan menekan dadanya. Umurnya sudah tua, jadi staminanya sudah tidak seperti dulu saat ia masih muda. Dulu, Alan adalah salah satu orang terkuat dari sekian banyak ketua gangster di wilayahnya, itulah mengapa ia ditunjuk menjadi ketua di kelompoknya. Selain kuat, dia juga bijak.
Alan menatap ke kepulan asap hitam tak jauh dari mereka. Itu adalah letak rumahnya. Yang kini mungkin sudah rata dengan tanah. Ia gagal melindungi anak buahnya. Rasa bersalah kini merongrong hati pria tua itu. Bukan karena rumah miliknya yang telah luluh lantah, tapi karena banyaknya orang-orang yang ia sayang harus berkorban nyawa di sana, demi menyelamatkan dirinya dan keluarganya.