Aku menatapnya. Rahangnya mengeras dan dia terlihat stres.
"Kau akan menghancurkan hati Leo yang malang," godaku sambil memindai isi perut mobilnya. "Apakah dia sudah tahu?"
"Aku akan memberitahunya sekarang."
"Yah, bersikaplah baik padanya; dia anak yang baik."
Will menatap tanah.
"Aku tahu."
"Mobilmu baik-baik saja. Kamu jelas baru saja diservis. Jadi ini tentang apa sebenarnya?"
Will terlihat sedikit malu karena ketahuan.
"Kurasa kamu benar-benar tahu tentang mobil."
"Aku cukup tahu."
"Dengar," katanya, nadanya tulus, "aku turut prihatin tentang ayahmu. Benar-benar menyesal."
"Terima kasih."
"Ternyata kamu tidak seburuk itu. Mungkin jika kita berdua kembali ke timur, kita mungkin akan berteman."
Aku mengangguk ketika dia berhenti karena dia sepertinya mengharapkannya.
"Jadi, oke, lihat. Aku ingin memberitahu Kamu sesuatu. Tentang aku dan Rex."
