"Sah!"
Teriakan komando yang begitu menyayat hati membuat Tya menangis sejadi-jadinya. Dia menatap putra semata bungsunya yang juga mengikuti jejak sang kakak.
Kini di detik setelah kata sah terucap kedua putranya sudah beristri. Sebetulnya Tya masih ingin mereka menjadi anak kecil, yang menggemaskan meskipun agak menyebalkan. Satu atau dua kali dalam hidup ini kita selalu menyesali sebuah keputusan.
Pun halnya dengan Tya, dia juga memiliki penyesalan. Sesuatu yang tak dapat dikembalikan.
"Berhenti menangis, Mami. Ini bahagia, apa yang perlu kita sesali?"
Tya menoleh pada sosok menantunya yang tampil elegan dengan dress batik serupa dengan miliknya. "Papi, Mami menyesal dia tak sempat melihat Oji menikah. Dasar laki-laki brengsek, bagaimana bisa dia pergi begitu cepat?"