Aku tersenyum. Dia berusaha melarikan diri dari situasi itu. Aku memiringkan kepalaku, lalu berpura-pura menyerang. Dia mengangkat tangannya dengan protektif dan menutup matanya. "Jangan pernah menutup matamu di depan musuh."
Dia memelototiku, dan mencoba mendaratkan pukulan di perutku. Aku menghindari usahanya yang sia-sia, dan meraihnya dari belakang. Aku mengunci lengannya di bawah tanganku dan menekan pinggulku ke pantatnya. Aku memindahkannya ke depan sampai dia ditekan ke kandang dan ereksi Aku ditekan ke pantatnya yang kuat. Dia membuat suara protes. "Ferio," desahnya, kemarahan merembes. "Hentikan."