Serafina berdiri di ruang permainan dengan dua bayi di lengannya, kembar dan tanpa diragukan lagi anak-anak Remo. Mereka memiliki mata dan rambutnya, dan anak laki-laki itu bahkan memiliki fitur wajahnya. Untuk sesaat aku yakin aku sedang membayangkan sesuatu.
Lolita muncul di belakangku dan mulutnya terngangamembuka. Jelas bukan imajinasiku. Remo adalah seorang ayah. Mereka adalah bayi- bayi kecil yang paling lucu yang pernah Aku lihat. Mata ekspresif gelap itu menarikmu seperti ngengat ke nyala api.
Gadis kecil itu mulai meratap, wajahnya memerah, dan saudara kembarnya mulai menggeliat di lengan Serafina mendengar suara itu.
"Aku perlu memberi mereka makan dan mengganti popok mereka . Kalau begitu mereka butuh tempat untuk tidur," kata Serafina, melirik di antara kami dengan ragu. Aku mencoba membayangkan bagaimana perasaannya, kembali ke tempat dia ditawan , ke orang-orang yang telah merenggutnya dari keluarganya dan memperlakukannya seperti musuh .