"Apa kamu ga ngerti perasaan aku, Bas?!" Dini memekik di dalam kamar, menatap marah ke arah suaminya yang sedang memijat pangkal hidung nya yang mancung.
Dini menghela napas kasar sambil memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Kedua matanya banjir oleh air mata yang terus saja berlinangan, Dini menangis histeris saat Bas pulang dan menemuinya di sana.
Bas berdiri, dia mulai mendekat ke arah Dini mencoba untuk mendekapnya namun sayangnya Dini menolak kasar. Tanda Mama Reyna benar - benar sedang marah besar.
Bas mengusap kasar wajahnya sambil menjawab, "Kamu pikir aku juga mau? Dia berlian dan harta kita satu - satu nya, sayang. Aku mana mau dan sudi membiarkan orang lain membawanya!"
"Terus? Maksud kamu bilang tadi itu apa?! Aku jelas dengar sendiri, kamu nyangka aku tuli?" memang susah jika sudah terbawa emosi, Bas yang kembali di salahi.
"Sayang."