Farrel melirik dengan senyuman mengembang. Akhirnya dia bisa untuk mengatarkan dan menjemput puterinya sendiri ke kampusnya. Suatu kebahagiaan Farrel yang sangat sederhana itu mampu membuat hatinya bergejolak riang sekali. Dia melihat puterinya yang saat ini duduk di samping kemudi dengan perasaan yang juga seperti yang di rasakan olehnya.
"Oh, iya. Papa, hampir saja lupa kalau ada hadiah untuk kamu, nak."
Reyna meliriknya sambil mengulas senyum manis. "Papa, kenapa suka banget beliin aku sesuatu? Padahal aku udah bilang jangan terus beliin aku hadiah."
Farrel menatap lurus pada jalanan di depannya. "Yah, ini tidak seberapa, kok. Papa, jarang memberikan kamu hadiah, sayang. Coba saja, Papa, mengurus kamu sedari bayi. Papa, mungkin akan selalu membelikan kamu mainan juga hadiah lainnya yang kamu sukai." ucapnya sambil melirik puterinya sekilas.