Reyna berjalan menuruni anak tangga sambil melirik Papa nya yang sudah bangun lebih dulu pagi ini.
"Reyna, sayang. Papa, sudah buatkan sarapan untuk kita, nih." ujar Farrel di dapur, menaruh nasi goreng ke atas piring di meja makan.
Cewek itu mengulas senyum. "Papa, kenapa yang masak? Reyna, biar siapin semua ini harusnya. Papa, belum sehat total, kan?" dia masih saja khawatir, Farrel menggeleng dengan senyuman cerianya.
"Engga, sayang. Bahkan sudah lebih dari sehat, kok." sahut Farrel, dia merangkul bahu puterinya. "Sekarang kamu tinggal duduk dan kita sarapan nasi gorengnya, ya."
"Makasih, Pa."
Farrel terkekeh. "Kayak sama siapa aja, sih."
"Reyna, udah sering bilang kalau biar aku aja yang masak, Pa." sahutnya.
Farrel pun ikut duduk di kursi di dekat puterinya. "Makan yang banyak, ya."
Reyna menjawab semangat, "Siap, Papa."
"Jay, jemput kamu ga?"
Reyna berpikir sejenak. "Mungkin masih di jalan. Papa, ga keberatan kalau dia bakal terus sama aku, kan?"