"Papa."
Farrel menarik puterinya menjauh dari lingkaran para penjahat itu sambil melindunginya. Puterinya pasti sudah merasa kacau dan ketakutan karena orang – orang itu, tugas Farrel sebagai Ayah harus bisa lebih menjaganya dengan sangat baik lagi. Dia akan melindungi Reyna sesuai apa yang sudah dia janjikan pada dirinya sendiri.
"Sayang, kamu ga pa-pa, kan? Papa, telat datangnya ke sini, ya?" Farrel mulai mencemaskan Reyna, kedua lengannya mengusap pipi puterinya.
Reyna menggeleng. "Engga, Pa. Justru aku sangat berterima kasih sama, Papa. Terima kasih udah dateng untuk nolong aku sama, Jay."
"Syukur kalau kamu ga pa-pa, nak." Farrel memeluk puterinya saat pikirannya sudah sangat kacau. "Papa, akan menyalahkan diri sendiri kalau kamu sampai di celakai oleh mereka semua, sayang."