Chereads / Kazuya x Chinatsu (21+) / Chapter 2 - Bab 2.

Chapter 2 - Bab 2.

Minggu pagi hari yang Kazuya, sukai karena hanya saat itulah ia bisa bebas bermain game atau membaca komik dan novel yang tidak jauh dengan berbau anime. Kazuya tinggal bersama dengan kakaknya bernama Tabe Handa yang berkerja sebagai penulis light novel terkenal sampai banyak jenis light novel milik Handa yang telah jadi anime.

Keluarga Tabe yang terkenal dengan penulis, yang turun temurun dari sastra sampai novel dizaman ini. Kazuya tidak memiliki bakat untuk membuat novel ia hanya suka membaca novel dan komik kadang bermain game itupun juga berbau anime. Handa yang terkenal sebagai penulis pro dan banyak yang ingin menjadi murid pribadinya namun Handa menolak dan berniat mengajari Kazuya menjadi penulis pro melebihi dirinya.

"Game baru ini lumayan," gumam Kazuya saat ia sedang bermain game di smartphone.

Tring!

"Hah?"

Ada sms masuk dari nomor asing. Kazuya membaca sms yang masuk itu, ia sedikit terkejut dalam batin karena sms yang dia terima dari Chinatsu yang Kazuya hindari. Selama seminggu Chinatsu terus saja mengikuti Kazuya, sampai kesal dengan perbuatan Chinatsu yang bisa dicap sebagai Stalker/penguntit.

'Dari siapa kamu dapat nomerku?'

'Guru kita!'

"Cih!"

Kazuya mendecih kesal setiap membaca balasan sms Chinatsu. Menurut Kazuya kehidupan tenangnya akan segera hancur itupun tinggal menunggu waktu selama Chinatsu masih melakukan hal yang bodoh menurut Kazuya.

Chinatsu dengan semangat menulis banyak sms agar Kazuya membalas pesan. Tatsuya melirik Chinatsu dengan kesibukannya. Tatsuya memohon setengah mati agar Chinatsu mau pergi ke taman hiburan alhasil hanya duduk berdua ditemani lalulalang pengunjung taman hiburan yang Tatsuya dapatkan.

"Haha... Dia bisa marah ternyata! Tatsuya, lihat smsnya ini! Dia marah loh!"

"Chi, Chinatsu, bagaimana kalau kita naik Roller Coas-."

"Malas, aku sedang sibuk."

"I-iya."

Tatsuya hanya melihat Chinatsu yang sibuk dengan sms. Tatsuya sudah lama menyukai Chinatsu sejak kelas 1 SMA itu adalah cinta pertama baginya namun tidak semulus dengan harapan dan bayangan dalam pikirannya.

'Entah kenapa aku merasa iri,' kata batin Tatsuya, mencoba ikut senang ketika Chinatsu menunjukkan balasan sms Kazuya.

Tok.

Tok.

Tok.

Tok.

"Kazuya, apa kamu sedang sibuk? Buka pintunya."

"Aku sibuk sedang ada event di game," balas Kazuya, dan tetap fokus bermain game terkadang dia mendecih karena ada sms masuk.

Walaupun Handa hanya bekerja sebagai penulis namun cukup untuk membiayainya dan adiknya. Handa mendapatkan pelajaran hidup sebelum menjadi penulis setelah kepergian kedua orang tuanya yang ia sayangi. Handa sampai bekerja keras dan hanya tidur 4 jam sehari ditambah kegiatan menulisnya yang masih sebagai pemula dulunya.

'Aku hanya berperan sebagai kakak yang menyayangi adiknya. Dan melanjutkan hobi turun-temurun ini, tapi semua yang kujalani ini bukanlah beban.'

Handa memutuskan memesan makanan dan kembali untuk menulis di kamarnya.

Handa dan Kazuya sibuk dengan kegiatan mereka. Mereka hanya mengobrol saat pesanan makanan datang, pizza hanya itu menu yang menjadi bahan utama mereka.

***

Murid SMA pasti ada sering bekumpul dan ada juga yang dikucilkan namun Handa tidak ada diposisi keduanya, ia memilih mencari ketenangan bersama hobinya itu. Ketenangan Kazuya sejak SD, SMP kini musnah karena seorang siswi yang seperti penganggu bagi Tabe Kazuya.

"Kazuya!"

Suara sapaan yang tidak asing itu dibalas dengan tatapan tajam ditambah aura mengerikan. Benci karena ketenangan Kazuya yang lama ia nikmati menjadi sesuatu yang menjijikan.

"Kamu lagi."

"Hmm, sudah kuduga Kazuya pasti cari tempat baru."

"Kamu tahu dari siapa? Aku ada disini?"

"Aplikasi pelacak kontak nomer handphone," kata Chinatsu dengan polosnya diakhiri senyuman manis.

Kazuya membaca buku pelajaran fisika yang sebenarnya sebagai penutup komik miliknya.

"Curangnya..."

"Apanya?"

"Kamu baca komik sembunyi-sembunyi sekarang. Hah, padahal sudah kulaporkan kemarin."

"Percuma," gumam Kazuya tak jelas.

Duduk bersandar di tembok belakang gudang sekolah tempat baru Kazuya, menyendiri seakan menjadi penonton utama untuk mereka berdua. Chinatsu ikut duduk disebelah Kazuya, memeluk kedua kaki dan pipi menyetuh lutut. Tatapan mata fokus kepada seorang siswa yang sibuk membaca dan sesekali melirik.

"Apa kamu tidak bosan?"

"Aku bosan kamu ganggu."

"Menyebalkan," gumam Chinatsu namun ia tersenyum. Chinatsu tidak memiliki tujuan apapun sampai-sampai bertidak seperti itu namun, dia merasa senang dan nyaman dengan kegiatan barunya menjahili seseorang yang ia anggap aneh seperti alien.

"Padahal fans girl-mu banyak tadinya, tapi gara-gara kusebarkan kamu itu Otaku fans 2D mereka jadi ingin muntah lho, bayangin aja ya, kamu tahu Misaki Miya, kan?"

"Tidak."

"Eh? Dia fans beratmu loh tadinya?"

"...."

"Miya, sampai nangis," kata Chinatsu terhenti ketika Kazuya menatap tajam.

"Apa kamu menikmati ini?"

"Maksudmu?"

Tabe Kazuya memutuskan lebih baik pergi meninggalkan Nagasawa Chinatsu. Chinatsu meraih tangan karena penasaran dengan perkataan Kazuya barusan, 'apa kamu menikmati ini?'

Chinatsu tahu kalau Kazuya tidak pandai bicara, perlu kerja keras untuk mencerna sangat dalam ucapan Kazuya yang rumit dan tidak jelas maksudnya.

Langkah terhenti karena genggam erat di tangan. Kazuya menoleh berbalik, ia menatap tegas siswi bersurai hitam yang terlihat halus. Chinatsu mendekatkan jarak, mereka berhadapan sangat dekat seketika itu juga sepoi angin berhembus tenang.

"Jauhi aku, kamu seperti wanita kesepian memiliki hobi yang aneh. Kita bukan teman dan kamu bukan keluargaku. Nagasawa Chinatsu, kamu seperti lacur yang menjijikan."

Plak!

"Tarik kata-katamu, atau aku tampar lagi! Kamu bilang aku lacur, dasar Otaku menjijikan. Aku mengikutimu karena tidak ada kerjaan!"

"Ooh," balas Kazuya santai seakan lupa dengan semuanya.

"... Maaf," kata Chinatsu sambil melihat telapak tangannya sendiri.

Chinatsu melihat lurus ke depan, ia merasa sangat bodoh. Kazuya mulai menjauh darinya namun Chinatsu hanya diam. Kazuya menyentuh pipinya sendiri sembari bergumam, "dia pasti sangat marah."

'Bodoh! Seharusnya aku tidak melakukan semua ini, tapi aku menikmati menjahilinya hanya dengan cara ini dia mau bicara. Huuft...mengesalkan, bodoh sekali aku ini,' kata batin Chinatsu, saat ia kembali ke dalam kelas.