Chereads / Harta, Tahta & Diana / Chapter 20 - Bab 20

Chapter 20 - Bab 20

Ibunda Andrew: "Pastikan itu berjalan lancar dan ibu lihat kamu sudah bisa memberi kesan baik pada gadis itu !".

Andrew: "Aku tidak yakin apakah itu sudah cukup atau belum untuk dapat menarik perhatian Diana , sepertinya hati gadis itu sudah terisi sebuah nama"

Ibunda Andrew : "tetapi siapapun yang ada disana , ibu bisa menjaminnya akan tergantikkan oleh anak ibu yang tampan ini". (Ibu mengacak lembut rambut putranya).

Andrew : "Ibu apakah aku boleh menggunakan cara yang ekstrim?" .

Ibunda Andrew : " Apa maksudmu ?"

Andrew : "Seperti mengancamnya atau membuatnya hamil anakku" .

Ibunda Andrew : "APA ?? ibu tidak setuju dengan ide membuatnya hamil terlebih dahulu karena itu akan membuat semua orang curiga . Andrew adat di Jawa sangat banyak untuk menikah apalagi kakekmu menyukai Diana . Dia akan sangat marah jika mengetahui apa yang kamu lakukan nanti jadi jangan pernah lakukan itu bahkan memikirkannya saja jangan. Hal itu juga akan semakin merusak reputasi ibunda, jadi ingat jangan lakukan hal itu !".

Andrew : "Bukankah itu cara yang paling tidak dapat di tolak semua wanita bun ?".

Bak petir disiang hari , perkataan Andrew menyambar dengan cepat amarah ibundanya . Hal itu membuat Ibunda Andrew memberikan pandangan tajam pada putranya tersebut. "Apa sebenarnya kamu pikirkan, Andrew !." Kemudian dengan sedikit penuh penekanan wanita yang sudah menginjak kepala empat tersebut menjewer telinga kanan anak semata wayangnya. "Kamu memang anak kurang ajar , ibunda bilang dapatkan Diana bukan hamili Diana , kamu paham !".

"Awww sakit !". Andrew menggeliat meminta ibundanya untuk melepaskan telinganya tersebut.

***

*Ruang Kerja Aditya

Sepertinya kesambaran Aditya sudah berakhir . Ia perlahan menengadahkan kepalanya dengan penuh kemarahan dia menatap kedua mata adiknya . Sekar mulai menyadari kesalahannya , perlahan dirinya melepaskan tangan kakaknya lalu tersenyum getir . Sekar mundur tiga langkah dari meja kakaknya , pandangannya juga kini teralih pada sekitarnya . Ia merasa kikuk , malu dan kebingungan . Kemudian Aditya mengambil tindakan yang cukup tegas . "Putri Sekar , mohon tunggu 15 menit lagi diluar , kami akan segera menyelesaikan rapat untuk memenuhi permintaan putri" . Kalimat yang dilontarkan Aditya cukup menohok membuat Sekar bergegas keluar dari ruangan tersebut dengan perasaan yang rumit ,hal itu terlihat jelas dari wajahnya.

-BRAKK-

Setelah suara pintu tertutup Aditya melanjutkan rapat dengan para pejabat. "Maaf bapak serta ibu sedikit ada ganggungan. Adik saya memang belum dewasa jadi atas nama adik saya , saya ucapkan mohon maaf sebesar-besarnya, mari kita lanjutkan". Ucap Aditya sembari membukukkan badannya di hadapan seluruh peserta rapat.

Semua peserta rapat membalasnya dengan hal yang sama yaitu berdiri dari kursi mereka lalu membungkukkan badan. "sendiko dawuh putra mahkota". Ucap seluruh peserta rapat secara bersamaan.

"Baik, untuk yang pertama saya minta penjabaran dari kondisi keuangan sebenarnya almarhum paman saya Soeratmaja Hadiningrat secara garis besar." Pinta calon raja tersebut.

Salah satu dari seorang pejabat berdiri dari kursinya dan memulai pesentasi. "Ijinkan saya untuk menjelaskan hal ini". Ucapnya.

"Silahkan !".

"Terima kasih yang mulia. Saya akan mulai presentasi saya berdasarkan alasan terbesar mengapa almarhum Gusti Raden Mas Soeratmaja Hadiningrat kehilangan gelarnya setelah menikah. Beliau kehilangan gelarnya setelah menandatangani sebuah surat yang ditinggalkan beliau 37 tahun yang lalu saat usianya masih 25 tahun. Pernikahan beliau tidak direstui oleh Gusti Kanjeng Sri Sultan. Almarhum menikahi seorang gadis yang ia kenal saat masih menempuh pendidikan di universitas Gajah Mada jurusan ekonomi. Gadis tersebut merupakan gadis dari golongan rakyat biasa. Keluarga dari gadis tersebut merupakan seorang pedagang daging sapi dipasar Beringharjo. Saat itu Gusti Kanjeng sudah menyiapkan calon istri untuk Gusti Raden Mas Soeratmaja dengan salah satu anak pejabat namun almarhum menolak dengan alasan dirinya tidak ingin di jodohkan dengan wanita yang tidak dicintainya. Pada awalnya almarhum masih menetap di kraton hingga permasalahan memuncak dan akhirnya beliau menulis surat sebelum kabur keluar dari kraton. Isi surat tersebut berisi tentang beliau siap melepaskan seluruh gelarnya dan perlakukan sebagai keluarga kesultanan untuk dapat menikah dengan gadis punjaan hatinya.

Setelah surat itu ditemukan oleh seorang abdi dalem yang biasa melayani almarhum, surat itu membuat gempar seluruh kraton. Semua orang berusaha menyembunyikan tentang fakta tersebut agar Sri Sultan tidak mendengarnya. Hal tersebut berhasil dilakukan dalam waktu 2 minggu hingga puncaknya Sri sultan ingin menemui almarhum namun beliau tidak dapat menemukannya akibat almarhum sudah melarikan diri keluar dari kraton 2 minggu sebelumnya.

Mengetahui anaknya menentang kehendaknya dengan cara melarikan diri, Sri Sultan sangat marah. Semua abdi dalem yang melayani Gusti Raden Mas Soeratmaja dikumpulkan untuk ditanyai satu persatu tentang kelalaian mereka membiarkan almarhum melarikan diri dari kraton.

Saat itu Sri Sultan memerintahkan beberapa orang untuk mencari keberadaan almarhum namun sayangnya Sri Sultan terlambat menemukannya karena Gusti Raden Mas Soeratmaja ternyata sudah melangsungkan pernikahannya dengan gadis pilihannya dan memilih menetap di kota Solo. Setelah saat itu surat yang almarhum tinggalkan menjadi sebuah dasar sebagai penghapusan atas gelar-gelar yang almarhum dapatkan sebelumnya.

Pada rapat kali ini kita juga akan membahas seberapa penting pengembalian gelar kepada keturunan Gusti Raden Mas Soeratmaja Hadiningrat dan dampak pada tantanan pewaris tahta selanjutnya ".

***

Sekar merasa kesal saat kakaknya mengusirnya dari ruang rapat. Ia keluar dari ruang rapat kakaknya dengan sangat murung. Gadis itu nampak menekuk bibirnya kedalam. "Sepertinya aku harus bergerak sendiri untuk masalah ini , aku tak akan pernah membiarkan Andrew bersama gadis itu!". Ucap Sekar sembari berjalan menyusuri lorong untuk menuju ke ruang tamu dimana Diana dan Rio sedang berbincang.

"Putri tolong jalan perlahan jangan lari di kraton tidak di ijinkan untuk berlari, tolong kebijaksaan anda !". Ucap abdi dalem yang menemani putri Sekar saat itu. Abdi dalem tersebut sedikit kesulitan mengikuti langkah kaki Sekar sehingga para abdi dalem tertinggal lima langkah dibelakang sang putri. Sementara itu sang putri tidak menghiraukan apa yang dikatakan para abdi dalem. Ia mengangkat sedikit jarik yang ia kenakan dan berjalan dengan sedikit berlari. Sekar mengangkat jariknya setinggi betisnya , memperlihatkan kaki dengan kulit kuning langsat seperti kebanyakan orang suku Jawa pada umumnya.

"Mbok ayo cepat saya gak mau kalo nanti tamunya keburu pergi !". Ucap Sekar sembari menengok kearah belakang. Sekar berlari dari paviliun terbelakang yang berada di kraton menuju paliviun terdepan yang ada di kraton.

Setelah melewati beberapa paviliun akhirnya Sekar sampai di ruang tamu dimana Rio dan Diana sedang berbincang. Sekar berdiri disamping pintu dan berusaha sebisa mungkin tidak terlihat oleh semua orang yang berada di ruang tamu. Sekar mencoba mendengarkan setiap percakapan yang Rio dan Diana ucapkan. Ia ingin mencari atau apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua.

.