Chereads / Harta, Tahta & Diana / Chapter 21 - Bab 21

Chapter 21 - Bab 21

*Didalam Ruang Tunggu

Diana : "Yahh " (Diana menenggelamkan wajahnya pada boneka yang ada dipelukannya itu

Rio : (Mengelus lembut rambut Diana dan tersenyum) "besok kita ketemu lagi ya dilain kesempatan"

Diana : "Mas , aku disini gak ada temennya ... mas Gibran layar , mas Rio di Akademi hmm"

Rio : (Menggenggam tangan Diana) Inget, itu masih ada bi Inah jadi kamu gak sendirian".

Rio Prasetyo segera bangkit dari kursinya. "Bi, saya pamit pulang ke Surabaya dulu". Lalu dengan wajah penuh senyum dirinya menjabat tangan bi Inah.

Diana menatap Rio dengan penuh keheranan. "Mas ? beneran mau langsung pulang?".

Rio mengangguk cepat. "Iya, status saya masih taruna dan taruna juga merupakan seorang siswa jadi bukankah siswa harus masuk sekoah ?". Pria itu mengakhiri kalimatnya dengan senyuman.

Diana mulai bangkit dari kursinya. "Tapi mas , ini sudah mulai gelap . apa tidak lebih baik mas Rio menginap saja di kraton ?".

Rio terkekeh dan mengacak lembut rambut Diana. "Terima kasih, tapi maaf saya harus menolak tawaran itu".

"Mas disini banyak kamar tamunya jadi menginap saja !". Diana kembali mencoba meyakinkan Rio untuk tetap tinggal dikraton malam ini.

"Terima kasih dan maaf saya harus segera kembali ke Surabaya". Tolak Rio sekali lagi.

"Huft , kenapa mas jadi formal sekali sama aku ?". Tanya Diana.

Rio kembali tersenyum lalu mengedipkan matanya. "Sudah ya , saya pamit pulang dulu , Bi Inah terima kasih saya pamit dulu."

Dengan lesu Diana mengantarkan Rio menuju mobilnya. Saat mereka keluar dari ruang tunggu ternyata Sekar berada disamping pintu berdiri sembari bermain ponselnya berpura-pura tidak terjadi apapun.

***

*Ruang Kerja Aditya

Saat itu Sri Sultan memerintahkan beberapa orang untuk mencari keberadaan almarhum namun sayangnya Sri Sultan terlambat menemukannya karena Gusti Raden Mas Soeratmaja ternyata sudah melangsungkan pernikahannya dengan gadis pilihannya dan memilih menetap di kota Solo. Setelah saat itu surat yang almarhum tinggalkan menjadi sebuah dasar sebagai penghapusan atas gelar-gelar yang almarhum dapatkan sebelumnya.

Pada rapat kali ini kita juga akan membahas seberapa penting pengembalian gelar kepada keturunan Gusti Raden Mas Soeratmaja Hadiningrat dan dampak pada tantanan pewaris tahta selanjutnya ".

Kalimat penutup terakhir membuat semua orang seketika menoleh ke arah Aditya. "Silahkan lanjutkan". Ucap putra mahkota tersebut untuk memecah suasana yang tidak mengenakkan tersebut.

salah satu dari sekian banyak pejabat yang hadir ada salah satu pejabat yang nampak mengacungkan jarinya . "mohon maaf sebelumnya , apakah mahkota saat ini juga bisa tergantikan ?."

Aditya sepertinya mulai gugup mendengar pertanyaan yang baru saja dilontarkan salah satu pejabat. Ia terlihat berusaha keras untuk menutupi segala kerisauannya dengan sikap yang bijaksana. Calon raja tersebut hanya melakukan hal kecil seperti melepas kancing yang ada di kerah leher dan melihat tumpukan dokumen yang ada dihadapannya.

"Raden , boleh saya menjawab pertanyaannya?". Tanya orang yang saat ini sedang berpresentasi di depan.

"Silahkan , dijawab !".

"Baik , sendiko dawuh gusti !".

Orang tersebut segera menjelaskan berdasarkan tatanan garis keturunan. "Jika dilihat dari susunan tatanan pewaris tahta sebenarnya almarhum Raden Mas Soeratmaja merupakan pewaris garis pertama karena anak dari ratu terdahulu sehingga secara sah anak pertama laki-laki dari Raden Mas Soeratmaja merupakan pewaris tahta selanjutnya setelah ayahnya. Namun dalam kasus ini ada sedikit pertimbangan . Anak pertama dari almarhum gusti raden mas Soeratmaja bukan merupakan keturunan dari darah bangsawan murni sehingga itu tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan yang mengacu pada aturan para leluhur terdahulu."

"Apakah hal tersebut bisa disiasati ?."

"Jawabannya tentu bisa , ada beberapa pilihan optional yang bisa ditempuh. cara pertama yaitu Raden Mas Soeratmaja menikah lagi dengan seorang gadis yang masih keturunan bangsawan, yang kedua Raden Mas Soeratmaja menyerahkan tahta secara sadar dengan kemauannya sendiri pada saudara kandungnya yang lain dan option selanjutnya persetujuan Gusti kanjeng Sultan untuk kebijakaan darurat".

"Apakah perlu kita tanyakan kepada Gusti Kanjeng Sultan ?."

"Sepertinya kita harus memikirkan persiapan dengan lebih matang lagi !.". Sanggah Aditya.

"Betul saya setuju denga putra mahkota !". Jawab seseorang yang sedang berpresentasi.

"Baik saya lanjutan untuk menangani hal ini kami sudah menyiapkan beberapa skema agar tantanan pewaris tahta tidak harus dirubah sedemikian rupa" .

Orang tersebut menampilkan sebuah bagan di depan semua peserta rapat.

"Seperti pada contoh disini , saya mengambil kebijakan pada aturan babat 38 pasal 6 dimana berbunyi (jika seorang pewaris tahta dengan sadar menandatangi sebuah surat pernyataan penyerahan hak waris tanpa adanya tekanan dari pihak manapun maka gelar yang masih disandangnya tetap melekat pada dirinya kecuali pewaris tersebut menyatakan ketidaksediaannya untuk tetap memakai). Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa pengembalian gelar tidak akan merusak tatanan pewaris tahta jika Gibran Soeratmaja selaku anak dari Raden Mas Soeratmaja menandatangi surat pernyataan penyerahan tahta pada Aditya atau putra mahkota saat ini".

"Lalu apa rencananya selanjutnya ?." Tanya Aditnya.

"Mungkin gusti sampun tau soal siapa itu Gibran Soeratmaja tapi untuk para pejabat yang hadir mungkin belum mengenal anak dari Raden Mas Soeratmaja ini , jadi biar saya jelaskan sedikit tentang Gibran Soeratmaja secara ringkas ."

"Gibran Soeratmaja merupakan anak pertama dari Raden Mas Soeratmaja. Ia lahir di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 3 April 1998 . Sekarang usianya menginjak 23 tahun. Ia terdaftar sebagai seorang taruna di Akademi Angkatan Laut , Surabaya. Ia tengah memasuki tahun terkhir pendidikan. Keberadaannya saat ini sedang berada di perairan Jepang untuk mengikuti latihan layar taruna tingkat akhir. Ia merupakan anak yang sangat berprestasi bahkan saat SMA dirinya merupakan seorang stick master untuk drumband di SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah. Ia selalu masuk dalam jajaran peringkat 3 besar siswa berprestasi di SMA. ini merupakan kriteria yang cukup mewadahi sebagai seorang bangsawan."

"Itu cukup mengesankan !". Ucap salah satu pejabat.

"Gibran juga pernah memenangkan lomba debat bahasa Inggris untuk tingkat mahasiswa. Pada saat itu ia berhasil meraih peringkat pertama jadi kemampuan dalam berbahasa asing tidak dapat diragukan lagi."

Secara garis besar presentasi tentang Gibran sudah menyebutkan apa yang menjadi kelebihan dari anak pertama Soeratmaja tersebut. Jika dilihat secara garis besar pejabat yang datang pada rapat kali ini merasa puas dengan apa yang dimiliki salah satu pewaris tahta. "Ada hal yang akan disampaikan lagi ?". tanya Aditya.

"Apakah ada yang gusti ingin tau tentang Gibran Soeratmaja ?". Tanya orang yang sedang berpresentasi.

"Sejauh ini semua kelebihan dari segi akademik sudah disebutkan , bagaimana hubungan Gibran dengan keluarganya karena seorang bangsawan juga harus memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan serta masyarakat sekitar".

"Baik akan saya jelaskan gusti ! Gibran merupakan seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya , sebagai seorang kakak Gibran bertugas untuk mengantar maupun menjemput adiknya ke sekolah , hingga saat ini menurut laporan Gibran masih menjaga keharmonisan hubungan persaudaraanya dengan Diana. Kepergiaan Raden Mas Soeratmaja selaku ayah Gibran memberikan pukulan terberat bagi lelaki itu. Dikabarkan selama perjalanannya berlayar ia masih sering berduka."

"Apakah Gibran pernah melakukan kriminalitas ?."

"Saya dapat pastikan Gibran Soeratmaja bebas dari tindak kriminalitas bahkan dari catatan kepolisian yang saya dapatkan dirinya tidak memiliki kesalahan apapun dimata hukum."

"Bisa tolong dijelaskan bagaimana kehidupan pribadinya ?."

"Maksud gusti kehidupan asmara Gibran ?".

"Iya , tolong beritahu saya karena ini menyangkut bagaimana masa lalu paman saya."